Bukannya hanya tempat tinggal, melainkan berteduh, berbagi kasih, hingga berbagi cerita. Kecil atau besar bukan jaminan untuk membentuk jalinan kasih, tetapi orangnya yang membentuk itu. Rumah saling akrab dengan penghuninya. Tanpa penghuni, rumah bagai kue lebaran yang hanya tersisa toplesnya saja. Buat apa dipajang sementara tiada isinya.
Ibarat tanah adalah pohon, rumah adalah sarang, dan burung adalah orang. Sang ayah yang harus mencari cacing untuk anak serta istrinya. Begitu juga dalam rumah. Senantiasa mencari ranting pohon untuk memperindah sarangnya.
Alhamdulillah, 2018 mudik. Berjumpa dengan sanak saudara yang sudah lama sekali tidak dijumpai. Temu kangen, bercengkrama, nonton bareng piala dunia, senang rasanya. Berkomunikasi membuat saling paham, saling tahu, saling mengerti. Senang rasanya mendengar kabar baik dari khalayak saudara.
Walau terpaut waktu serta jarak membuat saya merasa sedih. Sedih dikarenakan tidak bisa lama bertemu, Sedih tidak bisa menjelajah kotanya, sedih tidak bisa saling bercanda lagi bercengkrama. Jaga baik-baik anggota di rumah, nurut, patuh aja sama yang lebih tua. Kelak, jikalau mereka tidak ada, sepi lah rumah. Bagai ayam tanpa berkokok, anjing tanpa gonggongan, dan aku tanpa kamu.
Sekali-kali saya nulis dengan gaya seperti ini. Jarang-jarang saya bisa menyampaikan perasaan saya melalui tulisan dengan gaya yang ngga gua banget. Hahaha. Sekian.
" Dan bagiku rumah bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga berteduh, berbagi kasih, juga berbagi cerita ".
0 Komentar