Tepat di daerah Depok pinggiran tapi masuk kabupaten Bogor, yang dimana daerah tersebut asri dan agraris. Terdapat lahan bekas perkebunan pohon karet. Sekian tahun lahan tersebut subur hingga berbuah manis bagi sang pemilik. Sampai dimana titik bermunculan macam perumahan yang banyak dan ingin memiliki lahan tersebut karena di anggap strategis. Dan pada akhirnya terjadilah ijab qobul antara pemilik lahan dengan sang developer perumahan tersebut. Dibangunlah rumah-rumah dari yang minimalis, harmonis, hingga terlalu manis, kayak kamu gitu~. Selang beberapa tahun, sudah banyak sekali rumah-rumah yang kalo dilihat dari jauh seperti rumah monopoli, berbaris serta berjajar rapih di pinggiran kali, yang sekarang salah dari beberapa rumah yang ada, di tempatin gua. Sejak gua sd gua tinggal disana, dari seluk beluk serta tetek-bengeknya gua tau. Mulai dari mitos-mitos yang ada, hingga di ada-ada.
Pada akhirnya beberapa rumah mulai terisi, terlihat kalo ada yang nonton iklan agung podomoro sang developer pengen kayak gitu. Tapi ekspektasi tak sesuai dengan realita, yang ada rumah-rumah tersebut sedikit yang mengisi dengan alasan jauh dari mana-mana, padahal kata sang developer lahan tersebut sangatlah strategis, kenyataannya tidak. Paling ngga punya motor sudah cukup untuk bepergian dari luar menuju ke perumahan. Beberapa rumah coba gua kenali, dan perlahan gua mulai berteman dengan lingkaran baru, zona baru, dan tempat baru. Gua bertemu Juan saat dimana ia asik naik sepeda depan rumah gua dengan gaya ala-ala Downhill Ps2. Sekarang Juan hanya jadi teman kecil gua. Padahal dulu sering bermain dengannya, mulai dari bermain bersama, dari warnet, bola, hingga wanita. Sekarang hanya saling tegur sapa serta senyum, menandakan gua masih care terhadapnya. Juan adalah anak dari bapak dan ibunya, pengusaha warung seafood. Yang gua suka ada mie ayamnya. Mienya enak banget ada mie pastinya, ada pangsit rebus yang daging di tengahnya banyak, ada sawi yang masih sangat hijau, yang mau order boleh ke 08166373xxxx. Kok promosi?
Sudah lama sekali Juan menempati rumahnya, tapi masih lamaan gua sih, ya pokoknya lama, sekitar 4-5 tahunan. Bapak dan ibunya sudah lama membuka warung seafood tersebut. Tapi nasib tak selalu baik, warung seafood tersebut tutup, entah karena apa. Sudah lama tidak bermain dengan Juan, hanya sekedar sapa hingga senyum formalitas. Hingga pada akhirnya, baru-baru ini gua liat ngga ada lagi rutinitas masak-masak di rumahnya, ngga ada lagi jemuran baju yang tersangut di tali jemuran. Entah kemana rutinitas yang selama ini mereka bangun. Ngga pernah terdengar lagi suara motor dari halamab rumahnya.
Dan setelah kepergian Juan yang entah kemana, baru-baru ini juga terlihat aktivitas yang baru, sepertinya ada warga baru. Rumah yang baru di renovasi telah terisi. Aktivitas tersebut sangat ramai, banyak orang, banyak yang tertuju rumah tersebut. Iseng melewati rumah tersebut setelah sholat di siang hari yang di awali khutbah tadi. Ternyata Juan pindah rumah. Fak, gua kira kemana, ternyata ga jauh, hanya berjarak 5-6 rumah dari rumah lamanya.
Gua ikut seneng dengan rumah barunya, walaupun gua belom pernah menginjakkan kaki ke rumah barunya tersebut. Banyak kenangan di rumah lamanya yang sekarang di museumkan. Mulai dari gua yang di kejar anjing miliknya, makan-makan di rumahnya, nonton film bareng disana. Ngga ada lagi suara terkekeh-kekeh, ngga ada lagi gelak tawa, tersenyum pun tidak, mengakat sedikit bibir gua untuk senyum pun ngga ada. Gua setuju jika rumah tersebut benar-benar di museumkan.
Note : ini hanya fiktif belaka yang telah gua sunting sedemikian rupa hingga menjadi cerita kenangan dengannya.
x
0 Komentar